Sian Harangani do Mual Niaekta


Ungkapan di atas dalam bahasa Batak mengandung makna yang mendalam, namun sudah sering terabaikan oleh masyarakat kita sekarang, padahal jika kita simak mungkin kita bisa peduli dalam melakukan aktivitas pengelolaan sumber daya alam yang dikaruniaiNYA. Jika di artikan secara harfiah adalah: Harangan (Hutan), Mual (Mata Air) dan Aek (Air). Kalimat “Sian Harangani do Mual Niaekta” memiliki arti “dari hutan kita mendapat sumber air untuk kehidupan”. Sumber air tersebut salah satunya di Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Kecamatan Aek Bilah masuk dalam wilayah program PNPM LMP yang diimplementasi sejak tahun 2010. Dalam kesenyapannya, wilayah ini tak hanya kaya dengan hasil bumi dan hasil hutan non kayu namun juga kaya akan sumber penghidupan dari aspek jasa lingkungan berupa kekayaan sumberdaya air yang melimpah. Potensi untuk energi terbarukan skala kecil kemudian diinisiasi untuk dibuat dan kemudian mampu menginspirasi masyarakat.
Yayasan PETRA BERSAMA selaku CSO PNPM LMP di Sumatera Utara menginisiasi demplot pikohidro melalui pelatihan yang dilakukan di Desa Tapus Godang dengan sumber air dari Sungai Aek Sadaha, dengan tinggi terjunan 3,9 m, tinggi permukaan antara 9-24 m, kecepatan aliran 0,55 detik, angka debit 184,51 l/detik dan besaran daya sekitar 4.317,60 watt.
Pelatihan secara partisifatif ini diharapkan dapat mengembalikan semangat gotong-royong yang kini mulai redup. Sambutan masyarakat cukup baik, bahkan ada yang datang untuk mengikuti pelatihan dari desa lain seperti Desa Aek Urat dan Huta Baru. “Dari pelatihan pikohidro ini kami sudah bisa membuat listrik skala rumah tangga dengan modal yang sederhana dan dapat kami nikmati siang & malam tanpa membayar rekening tiap bulan. Meskipun demikian supaya sumber air kita terjaga, kita harus juga menjaga hutan dengan baik” ujar salah satu masyarakat Desa Tapus Godang. Mereka kini telah menikmati listrik untuk fasiltias umum. Desa tersebut sudah menjadi terang…
sumber : Irsan Simanjuntak